Senin, 23 Februari 2015

karya ilmiah

KARYA ILMIAH
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE KARYA WISATA KELOMPOK  A PADA
TK TUNAS MULYA DESA JOROK KECAMATAN UNTER IWES

TABUN AJARAN 2014/2015

UT.BMP

UNIVERSITAS TERBUKA

DISUSUN OLEH   :    AINUN
NIM                         :    822977068
SEMESTER           :    VII (TUJUH) A
POKJAR                 :    ALAS
TAHUN AJARAN     :            2014


PROGRAD4SIPGPAUD
POKJAR ALAS-UPBJJ MATARAM
UNIVERSITAS  TERBUKA
TAHUN 2014


UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK MELALUI METODE KARYA WISATA KELOMPOK  A PADA
TK TUNAS MULYA DESA JOROK KECAMATAN UNTER IWES



OLEH :


AINUN
NIM :822977068


ABSTRAK


Dalam pembelajuran dengan menggunakan metode karyawisata  dapat terlibat spcara  langsung  dalam proses  pembelajaran  sesuai  dengan materi yang dipelajari.
Bagi anak usia dini, karyawisata berarti memperoleh kesempatan untuk mengopservasi memperoleh informasi atau mengkaji segala sesuatu  secara langsung (Hildebran 1986). Karyawisata berarti membaca anak-anak ke obyek- obyek tertentu sebagai pengadaan pembelajaran pemberian pengalaman belajar yang mungkin tidak diperoleli anak didalam kelas (Weltondan Malton 1981) dan juga memberi kesemputan anak mengobservasi dan mengamati sendiri dari dekat Fos’ter dun Headley, 1981).
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus  dan setiap terdiri dari 4 empat) yakni  melaksanakan  kegiatan  3  (tiga)  tahap  observant  yaitu melaksanakan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan 4 (empat) tahap evaluasi/fofleksi yaitu mengkaji kembali tanaman-tamaman yang menjadi  kendala atau kesulitan dalam tcihap tindakan. Upayci meningkatkan kemampuan berbahcisa cinak dengan menggunakan metode karyawisata  dikelompok A padci  TK TUNAS MULYA Desa Jorok KecamatanUnter Iwes Kabupaten Sumbawa tahun ajaran 2014-2015.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa di seklus 1 penggunaan metode bercerita suasana diluar kelas masih kurang kondusiv dengan banyak siswa yang mengganggu teman, anak bermain sendiri dan lain-lain, yang membuat mereka tidak konsentrasi menerima materi pelajaran. Sedangkan siklus II menggunakan metode bercerita di dalam dan di luar kelas sudah kondusif dengan dibuktikan bahwa tidak ada anak-anak yang mengganggu ketentraman belajra dan semua siswa melaksanakan aktifitas belajar dengan baik dan hasilnya pun maksimal.Diharapkan dari penlitian ini dapat dimanfaatkan untuk diperbaiki sebagai pembelajaran oleh peneliti dan guru lain serta mengembangkan penelitian ini dalam bidang pembelajaran atau pendidikan lebih lanjut.
Kata Kunci : Metode karyawisata adalah metode dalam kegiatan pembelajaran dengan cara mengamati dunia sesuai dengan kenyataan yang adca secara langsung, meliputi manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya


BAB IPENDAHULUAN
1.      LATAR BELAKANG
Keberhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas sangat ditentukan oleh strategi pembelajaran, bagaimanapun lengkap dan jelasnya komponen lain, tanpa diimplementasikan melalui strategi yang tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap proses belajar mengajar.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional pada Bab II Pasal 1 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat jasmani, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dalam dunia pendidikan perubahan merupakan suatu hal yang abadi, tanpa ada perubahan dunia pendidikan akan tertinggal. Dengan demikian setiap saat selalu ada yang menjadi persoalan baru yang penting untuk diperbaharui dan di tata ulang mengingat masalah pendidikan tidak hanya terbatas pada interaksi belajar mengajar guru dan siswa semata.
Guru dituntut untuk memiliki kompetensi professional untuk menyikapi dan mencari solusi permasalahn yang ditemukan dalam proses pembelajaran, agar kelemahan-kelemahan yang terjadi dapat diperbaiki dan sekaligus dapat mengangkat citra pendidikan di masyarakat. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, bahwa guru harus memiliki professional pendidik, akademis, sosial dan kepribadian. Salah satu kompetensi yang harus dikembangkan dan melekat pada seorang guru adalah kompetensi dalam mengembangkan metode dan strategi pembelajaran serta menerapkannya dalam proses pembelajaran.

Upaya memandirikan peserta didik untuk berbicara, berbahasa dan menilai diri sendiri diutamakan agar peserta didik mampu membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuan, peningkatan potensi, kecerdasan dan minat peserta didik perlu terus menerus diupayakan yang secara konkrit dapat diwujudkan melalui penciptaan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. (Depdiknas 2004:3)
Untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan inovasi pembelajaran. Model pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, materi pembelajaran, karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran dan dapat melibatkan kreatifitas mental motorik siswa.
Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada TK Tunas Mulya Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes beberapa masalah yang dihadapi antara lain adalah beberapa siswa masih kurang mampu berbicara/berbahasa sehingga proses belajar mengajar terhambat, karena anak kurang mengerti dengan apa yang disampaikan dan dijelaskan oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar yang siswa yang masih rendah,d ari 18 siswa TK Tunas Mulya Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes hanya 7 siswa yang mampu (35%) dan 11  siswa yang masih kurang mampu (65%), sedangkan ketuntasan belajar yang telah diterapkan dalam kurikulum adalah sebesar 85% artinya kurang dari 85% siswa yang sudah mampu.
Untuk memecahkan masalah tersebut di atas perbaikan menerapkan model pembelajaran Kemampuan Berbahasa Anak Melalui Metode Karyawisata dengan model pembelajaran ini siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dipelajari sehingga kemampuan siswa dalam berbicara mulai berkembang.




2.      RUMUSAN MASALAH “Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka permasalahan yang diajukan dalam perbaikan ini adalah : Apakah melalui metode karyawisata dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak di kelompok A pada TK Tunas Mulya Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes Tahun Pelajaran 2014/2015”.
3.      TUJUAN PERBAIKAN Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : “Meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode karyawisata pada siswa kelompok A TK Tunas Mulya Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes Tahun Pelajaran 2014/2015”.Hasil perbaikan ini diharapkan memberi manfaat kepada :
1.      Guru :
a.       Untuk memperbaiki kinerja atau meningkatkan proses pembelajaran secara kesinambungan
b.      Mengembangkan keterampilan guru dalam menghadapi permasalahan yang nyata pada proses pembelajaran
c.       Mendorong guru tumbuh dan berkembang menjadi pekerja yang professional dibidangnya.
2.      Siswa :
a.       Meningkatkan kemampuan berbahasa anak
b.      Meningkatkan hasil belajar siswa
c.       Memberikan dorongan, kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan siswa.
3.      Sekolah :
a.       Membantu tanggung jawab sekolah dalam memperlancar pelaksanaan kurikulum.
b.      Menjadi referensi untuk meningkatkan keaktifan dan kwalitas pembelajaran di sekolah.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pada era globalisasi saat ini diyakini bahwa sumber daya manusia merupakan syarat yang penting dalam pembangunan nasional. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional menyebutkan bahwa pendidikan yang bertujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. (Sagala, 2005).
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menerap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman, suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.            (Purwanto, 1999).
Mengajar adalah membimbing anak dalam menjalani proses belajar, sehingga pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki anak mampu membuat variasi metode, menyadari kekurangan dirinya, memberikan pengetahuan dan pengalaman yang actual, berani memberi pujian serta mampu menimbulkan semangat secara individu. (Roestiyah Eral, 1979).
Melalui metode karyawisata, pendidik mengajak anak ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajarinya lebih jauh, dengan karyawisata anak usia dini mendapat kesempatan menumbuhkan minat tentang suatu hal, memperluas informasi yang telah diperoleh di kelas, memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada dan dapat menambah wawasan (Hildebrand, 1986).
Mc. Niff dalam Suroso (2007:19) menjelaskan PKP merupakan bentuk perbaikan reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan kurikulum, pengembangan sekolah, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.


Stimulasi bahasa dilakukan sambil berkaryawisata, misalnya dengan cara bercakap-cakap tentang alam sekitar yang dikunjungi anak pada waktu karyawisata, ini merupakan sarana mengembangkan kemampuan berbahasa reseptif anak dan ekspresif anak. Sebagai bukti penguasaan bahasa eseptif adalah semakin banyaknya kata-kata baru yang dikuasai oleh anak yang diperolehnya dari kegiatan bercakap-cakap. Anak mengembangkan bermacam kosa kata dalam berbagai tema yang akan memacu pengembangan berbagai aspek perkembangan anak. Senakin banyak kosa kata yang diperoleh semakin luas perbendaharaan pengetahuan anak.
Menurut Bruner bahasa itu memegang suatu peran yang sangat penting bagi perkembangan kognitif anak (Gollowai, 1979:36) dan setiap perkembangan menuntut aktivitas anak.
Secara operasional pengembangan bahasa melalui metode karyawisata dapat dilakukan dengan teknik berikut :
1.      Bercakap-cakap tentang proses yang sedang berlangsung.
2.      Tanya jawab.
3.      Menceritakan hasil pengamatan.
4.      Bermain peran tentang manusia/hewan yang diamati.
5.      Mendengar cerita.
6.      Mengamati buku yang berkaitan dengan tema karyawisata.
7.      Menulis huruf awal subjek yang diamati.
8.      Tebak terka rekaman suara.


BAB III
RENCANA PERBAIKAN

1.      SUBJEK PENELITIAN
A.    Lokasi/Tempat Penelitian
Lokasi/tempat  pelaksanaan  penelitian  adalah pada  TK  Tunas Mulya Desa Jorok Kecamatan  Unter  Iwes.

B.     Waktu Pelaksanaan
            Pelaksanaan  penelitian  pertama  dilaksanakan  pada  Senin,  06 Oktober 2014  dan  siklus  kedua  dilaksanakan  pada  hari Senin, 03 November 2014.

C.    Setting Kelas
            Jumlah  siswa  dikelompok  A pada TK Tunas Mulya Desa Jorok Kecamatan Unter  Iwes  sebanyak  18 orang,  terdiri  dari  6  perempuan  dan  12 laki-laki  dengan  kemampuan   dan   keberanian berbicara/ berbahasa  masih  rendah,  hal  ini tidak terlepas dari metode pembelajaran yang kurang  tepat.

D.    Faktor-Faktor Yang Di Teliti
            Adapun  faktor-faktor  yang  diteliti  dalam  perbaikan ini  adalah sebagai  berikut:
1.      Faktor Siswa
Dengan  melihat prestasi,motivasi dan pembelajaran pada bidang bahasa yang dilakukan siswa TK Tunas Mulya Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes Tahun Pelajaran 2013/2014.
2.      Faktor Proses Pembelajaran
Pada faktor ini yang diteliti adalah  kegiatan yang dilakukan oleh  guru peneliti dan siswa selama berlangsung proses KBM.

3.      Faktor Guru
Dengan menganalisis Rencana Pembelajaran di bidang  Bahasa disusun oleh  guru  dan   melihat  pelaksanaan  pembelajaran  TK Tunas  Mulya   Kecamatan Unter Iwes sesuai  dengan  skenario yang  telah  di  rancang  dalam  RKH.

E.     Data dan sumber Data
1.      Cara/Teknik Pengambilan Data
Pengumpulan data dalam perbaikan ini dilakukan teknik observasi yaitu dengan melakukan pengamatan dan pencetan secara langsung pada saat pelajaran berlangsung,dengan jenis data kuantatif yaitu :
a.       Data  rancangan  pembejaran diambil dari  dokumen rancangan yang telah dibuat oleh guru peneliti.
b.      Data  pelaksanaan  diambil   melalui  observasi  oleh  teman  sejawat (Observer)   dengan   menggunakan   lembar   observasi.   Observasi merupakan  pengamatan  dan  pencatatan secara sistematik  terhadap gejala yang tampak terhadap  pada obyek peneliti (Nawawi 1991).
2.      Indikator Keberhasilan
Penelitian dianggap berhasil jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
a.       Prestasi  belajar  siswa  secara  individual  yang di peroleh mencapai 80%  untuk setiap siswa.
b.      Hasil prestasi belajar siswa secara klasikal yang diperoleh 85%.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      DISKRIPSI RENCANA TIAP SIKLUS
Kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan menggunakan siklus yang terdiri dari 2 (dua) siklus terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu :
-          Perencanaan
-          Tindakan
-          Observasi
-          Evaluasi/Refleksi
Skenario persiklus dijabarkan sebagai berikut :
SIKLUS I
A.    Tahapan Perencanaan
1.      Mengidentifikasi masalah pada proses belajar mengajar siswa kelompok A pada TK Tunas Mulya Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes dengan membuat Case Study (studi kasus) dan mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran.
2.      Melakukan diskusi dengan kepala sekolah dan teman sejawat mengenai rendahnya proses pembelajaran
3.      Menyiapkan RKH (Rencana Kerja Harian) siklus I
4.      Menyusun dan mengkaji materi pelajaran dan menyiapkan alat/media pembelajaran yang diperlukan
5.      Menyusun/membuat lembar observasi
B.     Tahap Pelaksanaan
1.      Melaksanakan tahap pembelajaran sesuai dengan skenario Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang telah disusun.
2.      Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode karyawisata
3.      Mengadakan evaluasi
4.      Mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi siswa
5.      Pemberian tindak lanjut
C.     Rencana Pengamatan
1.      Observasi melaksanakan pengamatan dan pemantauan terhadap proses pembelajaran/proses aktifitas kegiatan guru dan siswa untuk mengetahui hambatan dan kesulitan yang dihadapi dengan menggunakan lembar observasi
2.      Mengevaluasi pencapaian hasil kerja dengan menggunakan metode karya wisata.
D.    Rencana Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti dan observer setelah selesai proses pembelajaran dengan mengkaji temuan-temuan yang menjadi kendala dan kesulitan yang dilakukan pada tahap tindakan dan menjadi bahan masukan untuk pemecahan masalah pada siklus berikutnya.




SIKLUS II
A.    Tahapan Perencanaan
1.      Membahas hambatan dan kelemahan proses pembelajaran pada siklus I.
2.      Membuat skenario pembelajaran atau RKH siklus II
3.      Menyiapkan lembar observasi dan lembar kegiatan siswa
B.     Tahap Pelaksanaan
1.      Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah disiapkan.
2.      Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode karyawisata
3.      Mengadakan evaluasi
C.     Rencana Pengamatan
1.      Mengamati aktifitas guru dan siswa untuk mengetahui hambatan dan kesulitan yang dihadapi dengan menggunakan observasi.
2.      Mengevaluasi pencapaian hasil kerja dengan menanyakan kembali kegiatan yang dilakukan.
D.    Rencana Refleksi
Refleksi dilakukan oleh peneliti dan observer setelah selesai proses pembelajaran dengan mengkaji temuan-temuan yang menjadi kendala dan kesulitan yang dilakukan pada tahap tindakan dan menjadi hasil terakhir dari penelitian.




2.      PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.    SIKLUS I
Berdasarkan hasil refleksi siklus I dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata yang telah diberikan oleh guru belum berhasil sepenuhnya karena keiatan inti pelajaran dipengaruhi oleh suasana belajar di luar kelas yang kurang kondisif. Keadaan ini terlihat jelas pada saat guru menyampaikan materi di area pertanian banyak anak-anak yang mengganggu ketentraman belajar seperti : mengganggu teman, anak bermain sendiri dan lain-lain yang membuat mereka tidak konsentrasi dalam menerima materi. Kondisi anak didik pada siklus I ini belum melaksanakan aktifitas belajar dengan baik dan hasilnya tidak maksimal.
Dalam hal ini dibutuhkan penguasaan bagi guru yang bersangkutan sehingga penyampaian materi maupun penerimaan materi oleh anak berjalan dengan baik, artinya antara guru dan anak didik terjalin komunikasi yang lancar, anak didik bias fokus dan aktif belajar serta segala sesuatu yang dipersiapkan serta langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun sebelumnya dapat terlaksana seperti apa yang diharapkan.
B.     SIKLUS II
Berdasarkan hasil refleksi II dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode karyawisata yang telah di berikan oleh guru telah berhasil karena kegiatan inti pembelajaran dengan suasana belajar di laur kelas yang kondusif. Keadaan ini terlihat jelas pada saat guru menyampaikan materi di area pertanian sudah tidak ada anak yang menggangu ketentraman belajar seperti, menggangu teman, anak bermain sendiri dan lain-lain yang membuat mereka tidak konsentrasi dalam menerima materi. Kondisi anak didik pada siklus II  ini sudah melaksanakan aktivitas belajar dengan baik dan hasilnyapun maksimal. Artinya antara guru dan anak didik terjalin komunikasi yang lancar, anak didik bias fokus dan aktif belajar serta segala sesuatu yang sudah dipersiapkan secara langkah-langkah pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dapat terlaksana seperti apa yang diharapkan.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode karyawisata dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada kelompok A pada TK Tunas Mulya Desa Jorok Kecamatan Unter Iwes Tahun Ajaran 2014/2015. Dari hasil Observasi siklus dua pada kegiatan belajar anak menunjukan adanya perkembangan dan peningkatan kemampuan berbicara anak. Setiap anak dapat secara aktif mengikuti proses belajar mengajar dan mampu mencapai nilai baik sesuai dengan criteria keberhasilan anak.

2.      Saran
Dari kesimpulan diatas peneliti menyarankan agar setiap guru lebih mendalami dan memperbanyak wawasan tentang penggunaan metode pembelajaran karyawisata yang diberikan pada anak disik agar dalam penerapannya dapat terlaksana lebih baik lagi sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga berdampak pada adanya peningkatan kemampuan berhasa anak sehingga perkembangan belajarnya akan kelihatan semakin lebih baik dari hari-hari sebelumnya.


DAFTAR PUSTAKA
Andayani dkk (Tim FKIP), 2009 edisi I Pemantapan kemampuan professional,Jakarta, Universitas Terbuka
Asep Heri Hermawan dkk,2008 edisi I Perkembangan kurikulum pembelajaran,Jakarta, Universitas Terbuka
I.G.A.K Wardani,2007, Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta Universitas Terbuka
I.G.A.K Wardani,2008 Teknik Menulis Karya Ilmiah,Jakarta Universitas Terbuka
Depdiknas,2007, Bidang Pengembangan Berbahasa di Taman Kanak-kanak, Jakarta:Depdiknas
Suyanto, Slamet, 2005,  Konsep Dasar Penelitian Anak Usia Dini, Jakarta, Depdiknas
Winda Gumarti dkk 2012, Metode Pengembangan Prilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini, Tangerang selatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar