Kamis, 19 Februari 2015

makalah konsep belajar dan prinsip

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil / tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi belajar lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain. Kegiatan belajar yang berupa perilaku kompleks tersebut menimbulkan berbagai teori belajar.
Keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar ditentukan oleh faktor-faktor internal dan eksternal siswa yang berarti bahwa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar ditentukan juga oleh aspek umur siswa. Ha tersebut menegaskan bahwa kematangan siswa untuk dapat menerima dan mengikuti mata palajaran yang disampaikan guru disekolah ditentukan oleh tingkat perkembangan umur anak itu sendiri.

B.     RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang hendak dikaji dalam hakekat belajar dan pembelajaran antara lain :
1.      Apa saja konsep  dasar pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ?
2.      Bagaimana prinsip belajar anak ?
3.      Apa hakekat strategi pembelajaran anak ?
4.      Bagaimna metode pengajaran pada anak ?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
2.      Untuk mengetahui prinsip belajar anak
3.      Untuk mengetahui strategi pembelajaran anak
4.      Untuk mengetahui metode pengajaran pada anak


BAB II
PEMBAHASAN

A.    KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)
1.      Proses Pendidikan dan Pembelajaran pada Anak Usia Dini (PAUD)
Hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep yang bermakna bagi anak melalui pengalaman nyata. Hanya pengalaman nyatalah yang memungkinkan anak menunjukkan aktivitas dan rasa ingin tahu secara optimal dan menempatkan posisi pendidik sebagai pendamping, pembimbing serta fasilitator bagi anak. Melalui proses pendidikan diharapkan dapat menghindari bentuk pembelajaran yang hanya berorientasi pada kehendak guru yang menempatkan anak secara pasif dan guru menjadi dominan.
Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual. Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.
Pendidikan usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga pendidikan anak usia dini, seperti : Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan Padu Sejenis maupun Taman Kanak-kanak sangat tergantung pada sistem dan proses pendidikan yang dijalankan.

Pendidikan secara umum dapat dimengerti sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Salah satu alasan terbentuknya pendidikan anak usia dini karena menurut Al-Ghazali, "Anak-anak merupakan amanah dan tanggung jawab orang tuanya, jiwanya suci murni merupakan permata mahal yang bersahaja dan bebas dari ukiran dan gambaran dan ia boleh menerima setiap ukiran dan cenderung kepada apa yang dicenderungkan kepadanya".
Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar, yang diselenggarakan di jalur pendidikan sekolah atau di jalur pendidikan luar sekolah.
Taman Anak-anak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun.
Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal..
Upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui kegiatan bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain, karena inilah yang menjadi konsep dasar pendidikan prasekolah.. Dengan bermain, anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, belajar secara menyenangkan. Selain itu, bermain membantu anak mengenal dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Frobel sendiri menghendaki adanya suasana yang sesuai dengan kodrat hidupnya anak-anak. Menurutnya, para guru jangan memasuki alam anak-anak, seperti ibunya sendiri. Pandanglah hidup anak-anak sebagai taman.

B.     PRINSIP BELAJAR ANAK
Prinsip belajar anak merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan didalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar. Djaja Djadjuri (1997) mengemukakan bahwa belajar anak berbeda dengan belajar orang dewasa karena abak belajar setiap saat.
1.      Pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan untuk  membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
2.      Pengaruh tingkat kematangan psikis siswa dalam belajar
Perbagai faktor yang dianggap dapat mempengaruh keberhasilan proses belajar mengajar dalam kelas adalah faktor kesiapan gru mengajar, metode yang dipilih guru menyampaikan materi pelajaran, minat dan motivasi siswa termasuk kesiapan siswa baik pisik maupun sikis untuk mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu sebelum  proses belajar mengajr dialkukan maka seorang guru harus mampu mengeliminir faktor-faktor tersebut agar secara afektif dapat mendukung pelaksanaan pembeljaran dalam kelas. Menurut pandangan Sumadi Suryabrata bahwa: faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar adalah faktor yang berasal dari dalam diri anak meliputi faktor non sosial dan faktor sosial serta faktor dari luar diri anak meliuti faktor fisiologis dan fisikologis”.
3.      Belajar anak yang dipengaruhi oleh lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu, karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
Bredecamp & Cople (1997) mengemukakan bahwa “lingkungan harus memungkinkan anak dapat melakukan proses belajar. Lingkungan tersebut bukan hanya lingkungan fisik, tetapi juga lingkungan psikologis”.

C.    HAKIKAT STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Belajar memiliki tiga atribut pokok ialah:
1.      Belajar merupakan proses mental dan emosional atau aktivitas pikiran dan perasaan.
2.      Hasil belajar berupa perubahan perilaku, baik yang menyangkut kognitif, psikomotorik, maupun afektif.
3.      Belajar berkat mengalami, baik mengalami secara langsung maupun mengalami secara tidak langsung (melalui media). Dengan kata lain belajar terjadi di dalam interaksi dengan lingkungan. (lingkungan fisik dan lingkungan sosial).
4.      Supaya belajar terjadi secara efektif perlu diperhatikan beberapa prinsip antara lain:
a.       Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan kegiatan belajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dinilai lebih baik, karena berkaitan langsung dengan tujuan pembelajaran itu sendiri.
b.      Perhatian atau pemusatan energi psikis terhadap pelajaran erat kaitannya dengan motivasi. Untuk memusatkan perhatian siswa terhadap pelajaran bisa didasarkan terhadap diri siswa itu sendiri dan atau terhadap situasi pembelajarannya.
c.       Aktivitas. Belajar itu sendiri adalah aktivitas. Bila fikiran dan perasaan siswa tidak terlibat aktif dalam situasi pembelajaran, pada hakikatnya siswa tersebut tidak belajar. Penggunaan metode dan media yang bervariasi dapat merangsang siswa lebih aktif belajar.
d.      Umpan balik di dalam belajar sangat penting, supaya siswa segera menge-tahui benar tidaknya pekerjaan yang ia lakukan. Umpan balik dari guru sebaiknya yang mampu menyadarkan siswa terhadap kesalahan mereka dan meningkatkan pemahaman siswa akan pelajaran tersebut.
e.       Perbedaan individual adalah individu tersendiri yang memiliki perbedaan dari yang lain. Guru hendaknya mampu memperhatikan dan melayani siswa sesuai dengan hakikat mereka masing-masing. Berkaitan dengan ini catatan pribadi setiap siswa sangat diperlukan.
5.      Pembelajaran merupakan suatu sistem lingkungan belajar yang terdiri dari unsur: tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi; dan semuanya berfungsi dengan berorientasi kepada tujuan.
Program belajar dan ruang lingkup kegiatan belajar anak. Guru harus paham betul karakteristik anak, sehingga bisa mencari solusi ketika harus meneliti di kelasnya sendiri dalam rangka menemukan potensi unik anak didiknya.
Tujuan program kegiatan belajar adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan keterampilan, dan daya cipta anak didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Sedangkan ruang lingkup program kegiatan belajar meliputi pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan moral pancasila, agama, disiplin, perasaan/ emosi, dan kemampuan bermasyarakat, serta pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan, dan jasmani. Untuk mencapai tujuan itu, perlu digunakan metode pengajaran yang sesuai bagi pendidikan anak.
Ada hal penting yang harus dikuasai oleh guru agar dapat memahami kemampuan unik anak didiknya. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh anak yang mengalami perkembangan seusia  adalah sebagai berikut:
1.      Berkembang menjadi pribadi yang mandiri
2.      Belajar memberi, berbagi, dan memperoleh kasih sayang
3.      Belajar bergaul dengan anak lain
4.      Mengembangkan pengendalian diri
5.      Belajar bermacam-macam peran orang dalam masyarakat
6.      Belajar untuk mengenal tubuh masing-masing
7.      Belajar menguasai keterampilan motorik halus dan kasar
8.      Belajar mengenal lingkungan fisik dan mengendalikannya
9.      Belajar menguasai kata-kata baru untuk memahami orang/anak lainnya
10.  Mengembangkan perasaan positif dalam berhubungan dengan lingkungan
Kesepuluh kemampuan dasar itulah yang harus sudah ditanamkan pada anak usia. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai metode pengajaran atau pembelajaran agar apa yang direncanakan guru dapat membantu anak menguasai dasar kemampuan di atas. Metode atau cara yang digunakan dalam pembelajaran itu antara lain menggunakan:
1.    Metode bermain anak
2.    Metode karyawisata anak
3.    Metode bercakap-cakap anak
4.    Metode demonstrasi bagi anak
5.    Metode Proyek bagi anak
6.    Metode bercerita bagi anak
7.    Metode pemberian tugas bagi anak


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Bahwa pembelajar memiliki kekuatan menjadi manusia, belajar hal bermakna menjadikan hal bermakna bagi diri, bersifat terbuka, berpartisipasi secara bertanggung jawab, belajar mengalami secara berkesimbungan dan dengan penuh kesungguhan.
Pendidikan usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan pada anak. Keberhasilan proses pendidikan pada masa dini tersebut menjadi dasar untuk proses pendidikan selanjutnya. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada lembaga pendidikan anak usia dini, seperti : Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan Padu Sejenis maupun Taman Kanak-kanak sangat tergantung pada sistem dan proses pendidikan yang dijalankan.
Tujuan program kegiatan belajar adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan keterampilan, dan daya cipta anak didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Sedangkan ruang lingkup program kegiatan belajar meliputi pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan moral pancasila, agama, disiplin, perasaan/ emosi, dan kemampuan bermasyarakat, serta pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan yang dipersiapkan oleh guru meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya pikir, daya cipta, keterampilan, dan jasmani.

B.     SARAN
Agar seorang pebelajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna, sehingga mereka mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Selain itu, guru harus mampu bertindak sebagai fasilitator dan memiliki kemampuan untuk memahami peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA

Bredekamp, Sue, Coppel, Carol. (1997). Developmentally Appropriate Practice, USA: National Association For The Young Children.
Djadja Djadjuri, (1997). Hakikat Strategi Belajar Mengajar. Jakarta; Universitas Terbuka



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................            i           
DAFTAR ISI ................................................................................................           ii
BAB    I       PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ...................................................................           1
B.    Rumusan Masalah ..............................................................           1
C.    Tujuan .................................................................................           1

BAB   II       PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) .........           2
B.     Prinsip Belajar Anak ..........................................................           4
C.     Hakikat Strategi Belajar Mengajar .....................................           5
D.    Metode Pengajaran Anak ...................................................           7

BAB III       PENUTUP
A.    Kesimpulan ........................................................................           9
B.     Saran ..................................................................................           9



ii
 

KATA PENGANTAR



Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena laporan hasil makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan hasil makalah ini semata-mata hanya untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih luas.
Makalah ini menerapkan tentang “ Hakekat Strategi Pembelajaran “ dengan menyusun makalah ini kita dapat mempunyai ide kreatif yang bermanfaat. Makalah ini telah disusun dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga mudah untuk mempelajari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Segala kritik dan saran demi memperbaiki makalah ini kami nantikan.


                                                                                  Sumbawa Besar,   Mei 2012


                                                                                                Penyusun

i
 

MAKALAH
HAKEKAT STRATEGI PEMBELAJARAN

UT










DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I

v AINUN
v SUSANA
v RAMIAH
v ROHANI



POKJA ALAS
UNIVERSITAS TERBUKA (UT)


 
2012

;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar